Translate

Monday, 31 March 2014

Angklung Performance at Saung Angklung Udjo in Bandung


Anak-anak yang terlibat dalam pertunjukan seni
di Saung Angklung Udjo


Jika anda berlibur ke Bandung dan ingin mendapatkan pengalaman yang berbeda, datanglah ke Saung Angklung Udjo dimana anda akan menyaksikan permainan musik angklung yang dikemas dengan sangat mengesankan. Angklung adalah alat musik tradisional terbuat dari bambu dan asli berasal dari Indonesia, tepatnya dari daerah Jawa Barat (Sunda).

Saung Angklung ini didirikan tahun 1966 oleh Udjo Ngalagena atau yang lebih dikenal dengan panggilan Mang Udjo (1929 - 2001) dan istrinya, Uum Sumiati. Semasa hidupnya, ia memiliki niat yang sangat mulia yakni ingin melestarikan kesenian Sunda di tengah derasnya budaya modern yang masuk ke Indonesia dimana seni musik dunia berkiblat ke Barat. 

Udjo Ngalagena
(above image is from Wikipedia)


Saung Angklung yang diwariskan olehnya itu, ternyata juga dapat menunjukkan bahwa alat musik angklung dapat dipadu dengan alat musik dari Barat, dan menghasilkan alunan musik yang indah. Ini juga merupakan salah satu cara melestarikan kesenian Indonesia sambil mengikuti perkembangan zaman. Tak hanya itu, dalam pertunjukan di Saung Angklung Udjo, penonton juga dihibur dengan permainan arumba. Arumba adalah singkatan dari alunan rumpun bambu, yakni merupakan ensemble musik yang seluruh alat musiknya terbuat dari bambu dan merupakan kesenian dari Jawa Barat. Selain itu, pertunjukan juga menampilkan atraksi wayang golek (Indonesian puppet from West Java), tarian dan gerak anak-anak yang memperlihatkan mereka sedang melakukan permainan yang biasa dilakukan anak-anak di Indonesia. 

Pertunjukan di Saung Angklung Udjo ini bersifat interaktif. Penonton juga dilibatkan untuk memainkan angklung dan sebelumnya mereka memperoleh pengajaran singkat yang langsung dapat diterapkan dengan mudah. Setiap tangga nada diwakili melalui gerakan tangan yang berbeda dari sang dirigen. Penonton kemudian memainkan angklung mengikuti gerakan tangan yang diberikan sang dirigen. Menjelang akhir pertunjukan, penonton juga diajak ikut berpartisipasi menari bersama anak-anak.     

Saung Angklung Udjo terletak di sebuah lahan yang lumayan luas. Lahan parkirnya bahkan dapat menampung beberapa bis dan sejumlah besar mobil. Walaupun jalanan menuju tempat tersebut terbilang sangat kecil untuk dilalui kendaraan, namun setiba di Saung Angklung kita segera terhibur dengan para penggiat seni yang professional di sana yang menyambut kita dengan ramah. Mereka sudah sangat terbiasa dengan turis dan dapat bercakap-cakap dengan berbagai bahasa. Tempat itu teduh dihiasi banyak pohon bambu dan dilengkapi dengan fasilitas workshop, cafe, souvenir shop, amphitheatre dan juga guest house. Sedangkan pertunjukan angklung memakan waktu sekitar 2,5 jam dan dimulai pada pukul 15.30 setiap harinya. 




Saung Angklung Udjo sudah mencetak rekor dunia dalam Guinness World Records, yakni ketika melakukan pertunjukan angklung yang melibatkan 5182 orang dari berbagai bangsa di Washington, DC dalam tahun 2011. Sedangkan dalam tahun 2013 mereka mencetak rekor baru di Beijing, China yang melibatkan 5393 orang untuk memainkan angklung. 




image is the courtesy of Rosie Soemardi, Wikipedia
Rosie Soemardi