Translate

Designer's Profile

  • The Stylish Aristocrat : India Hicks
  • Tex Saverio & His Incredible Clothes
  • The Legend : Coco Chanel
  • Jotaro Saito, A Kimono Designer with Many Talents
  • Hanae Mori, A Legend in Fashion of Japan
  • Sapto Djojokartiko, the Talented Designer
  • BIYAN : The Story of A Genius Work
  • Peter Sie, the Pioneer of Indonesian Fashion Designers
  • A Fashion Icon : Farah Khan


The Stylish Aristocrat : India Hicks



Aristokrat Inggris yang selalu tampil keren dan penuh gaya pastinya adalah India Hicks. Ia adalah cucu dari Earl Mountbatten of Burma, dan putri dari David Hicks dan Lady Pamela Mountbatten Hicks. Kakeknya merupakan wakil raja Inggris di India yang terakhir sebelum negara tersebut mendapatkan kemerdekaannya. Berdasarkan itulah nama "India" menjadi inspirasi sang kakek untuk diberikan kepada cucunya. Dalam usia 13 tahun, India menjadi salah seorang pengiring pengantin dalam pernikahan Pangeran Charles dan Lady Diana Spencer pada tanggal 29 Juli 1981. Pesta pernikahan yang disebut sebagai pernikahan terbesar, termewah dan termahal dalam abad ke 20 dan bahkan sampai saat inipun di dunia ini belum ada pesta pernikahan yang sehebat dan dapat menandingi pesta pernikahan tersebut. Pangeran Charles sendiri merupakan godfather India.

Setelah dewasa, India sempat menjadi model untuk brand Ralph Lauren. Selain pandai bergaya, ia juga memiliki bakat di bidang desain interior dimana ayahnya sendiri merupakan seorang desainer interior Inggris yang terkemuka. Selain itu ia juga memiliki fashion brand dengan namanya sendiri "India Hicks" yang menawarkan berbagai perhiasan, busana santai, home & bedding  dan sebagainya. Ia juga terlibat dalam beberapa produk yang dikeluarkan oleh brand "Crabtree and Evelyn". Kini India menetap di kepulauan Bahama beserta pasangannya David Flint Wood dengan keempat anak dan seorang putra angkat mereka. Ketrampilan mendekor yang dimiliki oleh India dan David Flint sering dimintai oleh para sahabat mereka, di antaranya adalah Brooke Shields. 

Berikut ini berbagai gaya India Hicks : 





Brooke Shields & India Hicks
dalam sebuah Cocktail Party di New York



Photo kenangan
India Hicks (kedua dari kiri) sebagai pengiring pengantin
Prince Charles & Lady Diana Spencer tahun 1981




rosie soemardi
image is from coastalliving.com, mylusciouslife.com, zimbio.com, fashionmodeldirectory.com



Tex Saverio & His Incredible Clothes


From his Midas collection




Tex Saverio. Compared to most of the Indonesian designers, he is regarded as a new comer. But his creations do not reflect amateur at all. Instead, they show very skillful hands behind them. Without doubt, this 30 year old man (born in 1984) is full of creativity. Soon after finishing his study in Bunka Fashion School and Phalie Studio in Jakarta, Tex did not wait long to put his name as a promising designer in Indonesia.  He also received "Inspiring People Award" by HP in 2011 and was stated as the most talented young fashion designer by Amica Indonesia Awards. His business grows quickly as well. The famous Lady Gaga is one of those who have worn his clothes. Sometimes his designs remind us of Alexander McQueen, John Galliano or Paco Rabanne. He also makes bridal gowns. But we can see that Tex likes futuristic a lot. His clothes speak that. It's like he wants to say that we are now in the millenium era and his clothes translate it so clear.

Here are some of his collections :


From his S/S 2014







From his F/W 2014








From The Revelation





From his Glacon





 From My Courtesan






image is the courtesy of Tex Saverio Jakarta
Rosie Soemardi


The Legend : Coco Chanel



Film "The Return"
hasil karya Karl Lagerfeld, sang desainer untuk rumah mode Chanel kini
Perhatikan sepatu dua warna khas Chanel seperti tampak dalam gambar, tetap stylish hingga kini





Coco Chanel dalam majalah Vogue, 1937


Terlahir sebagai Gabrielle Bonheur Chanel - yang di kemudian hari lebih dikenal sebagai Coco Chanel - pada tanggal 19 Agustus 1883 di Saumur, Perancis. Terlepas dari kontroversi mengenai kehidupan pribadinya, Chanel bukan hanya merupakan seorang fashion designer semata, namun juga adalah seorang innovator. Sejak ia mengeluarkan koleksi busananya yang sportif dimana wanita dapat bebas bergerak, dunia tak lagi berpakaian kaku dan kuno dengan korset dan busana panjang menyapu lantai, sebagaimana cara berpakaian sehari-hari para wanita sebelum perang dunia pertama di abad ke 20. 

Setelah ibunya wafat pada waktu Chanel masih berusia 12 tahun, Chanel kemudian dibawa oleh ayahnya ke Biara Sacred Heart of Mary di Aubazine untuk selanjutnya dibesarkan di sana oleh para biarawati. Biara tersebut memang memfokuskan diri untuk menolong kaum miskin dan terlantar, maupun anak-anak yatim piatu. Chanel kemudian diajari cara menjahit dan tinggal di lingkungan biara hingga berusia 18 tahun. Menjelang keluar dari lingkungan biara, ia mulai mengenal dunia hiburan dan sering tampil dalam cabaret. Dari sanalah ia kemudian berkenalan dengan orang-orang kuat dan berpengaruh yang selanjutnya membantunya dalam masa-masa awal perjalanan hidupnya menjadi Coco Chanel yang sangat sukses. Termasuk bantuan untuk memiliki rumah mode di Rue Cambon, Paris.  



 

Coco Chanel bukan saja merupakan legenda di Perancis, namun juga di dunia. Namanya tercantum sebagai satu-satunya fashion designer yang paling berpengaruh di abad ke 20 dalam majalah Time. Abad 20 memang merupakan abad pendobrak yang sangat penting dimana berbagai penemuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi ditemukan dalam jumlah yang sangat besar dan dalam waktu singkat mulai dari pesawat terbang, roket ke bulan, komputer, televisi, handphone, cara berbusana dan lain-lain.

Hingga kini busana hasil kreasinya tetap abadi. Busana yang telah dirancang olehnya pada awal abad ke 20 tersebut, anehnya memiliki desain yang masih dapat diterima dan dipakai untuk abad ke 21 ini dan juga tetap fashionable. Sehingga dapat dikatakan bahwa busana rancangan Coco Chanel tak mengenal zaman. Rok panjang sebetis menjadi ciri busananya, demikian pula perhiasan kalung mutiara a la Chanel maupun desain sepatu dua warnanya, yaitu sepatu berwarna putih atau cream namun berwarna hitam pada ujungnya. Selain itu anting maupun ikat pinggang dengan desain 2 huruf C yang berlawanan arah namun menyatu satu sama lain itu selalu diminati para pecinta mode dari dulu hingga saat ini. Adapun bros dalam bentuk bunga Camellia juga merupakan accessories yang sangat Chanel. Belum lagi tas pundak yang menyerupai quilt dan khas Chanel dengan kreasi rantainya. Kemudian jacket Chanel. Terlalu banyak untuk disebutkan satu persatu. Singkatnya, gaya berbusana di seluruh dunia ini mendapatkan inspirasinya dari Coco Chanel. 



 

 


Selain busana, Chanel juga mengeluarkan koleksi perhiasan dan perfume, dimana Chanel no 5 juga merupakan sebuah terobosan besar dalam dunia perfume. Sejak dikeluarkan ke masyarakat, Chanel no 5 telah menghasilkan keuntungan yang tak terhitung yang juga menjadikan Chanel sebagai salah satu orang terkaya di dunia. Perfume ini juga tersedia dalam ukuran 7 ml, sehingga ringan dan sangat menyenangkan untuk dibawa-bawa. Botol perfume yang berbentuk kotak juga merupakan inovasi yang brilliant, dimana mencerminkan kepraktisan, namun juga elegant. Di apartemennya di Ritz Hotel Paris kita dapat menyaksikan living style seorang Coco Chanel. Begitu banyak barang indah berseni tertata dengan apik, mencerminkan dirinya seorang yang elegant. Dan semasa hidupnya, Chanel juga menghendaki agar selalu ada bunga camellia berwarna putih menghiasi apartemen dan kantornya.   





Coco Chanel meninggal dalam usia 87 tahun pada tanggal 10 Januari 1971 di Paris. Adalah sesuatu yang sangat mengherankan bahwa seseorang yang dibesarkan dalam lingkungan biara dan hanya menyaksikan busana seragam para biarawati dalam keseharian mereka, dapat menjadi seorang fashion designer yang elegant dan bahkan merupakan innovator tingkat dunia di abad ke 20 yang mengajarkan bagaimana masyarakat seharusnya berpakaian dan kemudian menjadi panutan dunia. Mungkin ini yang disebut bahwa kreatifitas seseorang dapat datang dari mana saja. Lahir sebagai orang miskin, wafat sebagai salah satu orang terkaya di dunia. Ia pun pernah ditangkap karena dekat dengan Nazi, namun kemudian dibebaskan dari semua tuduhan. Kisah sukses Coco Chanel merupakan perpaduan dari kreatifitas yang dimilkinya, karakternya yang berpendirian kuat, adanya bantuan dari orang-orang yang sangat kuat dan berpengaruh kepada dirinya serta takdir hidupnya yang bernasib baik. 




:"The Return" karya Karl Lagerfeld




Karl Lagerfeld dan Daphne Guinness




Ines de la Fressange dalam iklan Chanel










source : berbagai sumber
image is the courtesy of Chanel, Voguepedia
rosie soemardi



Jotaro Saito, A Kimono Designer with Many Talents







Kebudayaan Jepang yang tak lepas dari keindahan dan keunikan telah lama menarik perhatian dunia. Salah satunya adalah kimono yang merupakan busana tradisional Jepang. Busana kimono sangat indah dipandang mata. Jotaro Saito adalah salah satu desainer kimono di Jepang yang merupakan generasi ke tiga menekuni bidang ini. 

Ia mewarisi keahlian ini dari kakek dan ayahnya. Desain kimononya memadukan antara desain tradisional dan modern. Memulai usahanya di tahun 1997 saat berusia 27 tahun, kini nama Jotaro Saito dikenal sebagai desainer kimono terkemuka di Jepang. 

Tak hanya itu, selain sebagai desainer kimono ia juga mendesain berbagai produk furniture, perhiasan, lampu, dan sebagainya. Dengan begitu banyak keahliannya, tak salah menyebutnya sebagai seorang yang memiliki multi talenta.



Berikut ini beberapa desain kimono Jotaro Saito untuk Fall/Winter 2013-2014 :






image is the courtesy of Jutaro Saito & Clara Biondo (Getty Images Europe)
Rosie Soemardi






Hanae Mori, A Legend in Fashion of Japan



Hanae Mori, sebuah nama yang sangat melegenda di Jepang. Lahir di Yoshika, Shimane pada tanggal 8 Januari 1926 dan membuka rumah modenya di Jepang pada tahun 1951. Ia adalah seorang desainer Jepang pertama yang membawa fashion Jepang ke dunia internasional, setelah sebelumnya ia mendesain kostum untuk berbagai film di Jepang. Pertama-tama ia membawa fashion Jepang ke kota New York pada tahun 1965 dengan menampilkan koleksinya yang berjudul "East Meets West", dan selanjutnya pada tahun 1977 membuka rumah mode haute couture di kota Paris. Tahun 1977 ia juga menjadi desainer haute couture pertama yang berasal dari Asia di Paris. Semasa aktif sebagai desainer (kini ia pensiun), ia senang membuat desain dengan motif kupu-kupu sehingga ia dikenal pula sebagai Madame Butterfly. Selain fashion, Hanae Mori juga mengeluarkan produk untuk tableware, handuk maupun carpet.

Desain Hanae Mori tampak konservatif dan membuat pemakainya berwibawa. Ratu Grace dari Monaco semasa hidupnya juga sangat menggemari busana Hanae Mori. Para pramugari dan pramugara Japan Airlines juga pernah merasakan keindahan desain Hanae Mori melalui seragam mereka sejak tahun 1967 hingga 1988. Sedangkan sejak 1989 hingga 1996 seragam mereka didesain oleh Dominique Sirop yang dipekerjakan oleh Hanae Mori.

Hanae Mori yang juga merancang gaun pengantin untuk Puteri Masako, banyak memperoleh penghargaan bergengsi, antara lain French Legion Honor pada tahun 1989 dari presiden Perancis Francois Mitterrand, Order of Culture dari Kaisar Jepang pada tahun 1996, dan lain-lain. Ia juga menjadi inspirasi bagi desainer dunia lainnya, misalnya Vera Wang, Jotaro Saito, dan banyak lagi. 

Berikut ini beberapa rancangan untuk Fall/Winter 2013 dari koleksi prestige line berlabel Hanae Mori dan Alma En Rose.

Hanae Mori line :
















Alma en Rose line :









dari berbagai sumber
image is the courtesy of Hanae Mori
Rosie Soemardi


Sapto Djojokartiko, the Talented Designer






Another Indonesian designer with a big talent. 

Sapto Djojokartiko, an alumni of ESMOD Jakarta, is one of the Indonesian designers who is now under a spotlight. Since 2007, the Sapto Djojokartiko brand has created so many beautiful designs to show off to the world. In 2011 he received an Elle Style Award (Indonesia) as the Fashion Designer of the Year. He also received an award from ESMOD, his alma mater, as the Best Pattern Maker. His designs shows simplicity, elegance and luxury, playing with tulle, lace, satin, embroideries. Click here to get more details.

Some of his collections :  


Couture Fall 2013 - 2014











Some from his Bride & Evening Collection 2012 - 2013 :






                                                           

image is the courtesy of Sapto-Djojokartiko
Rosie Soemardi


BIYAN : The Story of A Genius Work






BIYAN WANAATMADJA





The history began when as a young man, Biyan - who was born in 1954 in Surabaya – was actually studying Architecture in Germany, when his inner voice asked him to change his direction. The “voice” must have been so loud that he decided to study Fashion Design right away in Dusseldorf and London, and left the Architecture since then. In fact, it’s only a thin border which separates Architecture and Fashion Design. Both of them have an aim to create beauty, and both of them need skillful hands to make it into realization.

Biyan is a sacred name. When we hear this name, we have an image in our minds about certain beauty. Biyan can translate the beauty so well through his dresses. He is one of the genius in creating this. His clothes seem fit for angels. Women look beautiful in his clothes.

He is a down to earth person, in spite of his success. He  does not open his fashion house in Milan and Paris to make his name as famous as Giorgio Armani or Karl Lagerfeld. Instead, he invites the international world to come to Indonesia. The country which is located very far from Europe and America. The  archipelago country which is called the jewel on the equator - because of its rich nature - surrounded by seas and oceans. The country where Bali, one of the islands in Indonesia, is much more well-known in the world than the name of the country itself. But to overcome the long distance, now his brand finally can be found in the department stores in Paris, Madrid, New York, Hongkong, Dubai, Singapore, and other countries. Or people can buy on line through Net-a-Porter site. 

Time goes so quickly, and last June he just celebrated his 30 years dedication as a fashion designer. With full of beauty, full of glamour, as usual. Very spectacular. Until now, the beauty he has created is still constant. It never fades.   











Kelly Rutherford in BIYAN
A scene in "Gossip Girl"




The Celebration of His 30th Anniversary as a Fashion Designer








Rosie Soemardi
image is the courtesy of BIYAN



Peter Sie, the Pioneer of Indonesian Fashion Designers


                                     
Peter Sie
the Pioneer of Indonesian Fashion Designers





For Indonesian fashion industry, no one can neglect the big name of Peter Sie, as the pioneer of Indonesian fashion designers since the Old Order regime in Indonesia. Born in Jakarta, 28 December 1929 and died on 1 April 2011. 

He learned pattern making in Den Haag from 1947 to 1953. When he returned to Indonesia, President Soekarno family was noted as one of his clients. He reached his peak during 1970s and 1980s and was also known as the first Haute Couture Designer in Indonesia. His gowns were often photographed for the Indonesian leading magazines then. He retired in the late 1980s, but in 2001 he made a fashion show of his collections and published his autobiography which was entitled "Mode adalah Hidupku"  (Fashion is My Life) at the same time. During his life, Peter Sie was known to have a humble character. He was such a talented designer and also a wonderful person from his heart. Someone to whom we can always give our deep respect from the bottom of our hearts.




                                   
One of Peter Sie's gowns





Rosie Soemardi
pictures are from amandaeunikemagdalena & Imam 0303



A Fashion Icon : Farah Khan

                           




If we talk about the luxury business in Malaysia, it’s impossible to not mention a powerful woman behind it. She is Farah Khan, a conglomerate who has brought luxury goods to enter Malaysia since 1989. Mention some of the famous labels we can think of, from Ermenegildo Zegna, Saint Laurent, Tod's, Juicy Couture, Aigner, Emilio Pucci, Hugo Boss, Stuart Weitzman, and many others – she has made all of them become popular in Malaysia. Totally, there are more than 100 famous labels altogether, including her own label "Farah Khan" – she herself is a fashion designer - the label which its stores have been opened in Indonesia as well. Born and raised in Singapore and now lives in Kuala Lumpur, Farah has made a tremendous growth for the luxury industry in Malaysia. She is also a food lover, and following her taste, she  opens all of the Dome CaféAseana CaféBar and Yo! Sushi throughout Malaysia. 

It only needs one sentence to describe her, "She is a truly business woman." It’s like what she “touches” will turn into gold, just like a Midas’ touch. All of her business is under Melium Group, where she herself is the Founder and the President. Not forget to mention, there is also an exciting thing to do in her M store – which is also part of Melium Group - where we can get many choices of the famous labels. 

Now we can say that in the high fashion world there are two powerful women who we cannot easily forget. They are Anna Wintour in the United States, and it's definitely Farah Khan when we are in Malaysia. Both of them often do charities. And both of them has developed the luxury business to reach its outstanding level. 



Rosie Soemardi
image is the courtesy of Melium Group