Translate

Showing posts with label Designer's Profile. Show all posts
Showing posts with label Designer's Profile. Show all posts

Friday 22 August 2014

The Stylish Aristocrat : India Hicks


Aristokrat Inggris yang selalu tampil keren dan penuh gaya pastinya adalah India Hicks. Ia adalah cucu dari Earl Mountbatten of Burma, dan putri dari David Hicks dan Lady Pamela Mountbatten Hicks. Kakeknya merupakan wakil raja Inggris di India yang terakhir sebelum negara tersebut mendapatkan kemerdekaannya. Berdasarkan itulah nama "India" menjadi inspirasi sang kakek untuk diberikan kepada cucunya. Dalam usia 13 tahun, India menjadi salah seorang pengiring pengantin dalam pernikahan Pangeran Charles dan Lady Diana Spencer pada tanggal 29 Juli 1981. Pesta pernikahan yang disebut sebagai pernikahan terbesar, termewah dan termahal dalam abad ke 20 dan bahkan sampai saat inipun di dunia ini belum ada pesta pernikahan yang sehebat dan dapat menandingi pesta pernikahan tersebut. Pangeran Charles sendiri merupakan godfather India.

Setelah dewasa, India sempat menjadi model untuk brand Ralph Lauren. Selain pandai bergaya, ia juga memiliki bakat di bidang desain interior dimana ayahnya sendiri merupakan seorang desainer interior Inggris yang terkemuka. Selain itu ia juga memiliki fashion brand dengan namanya sendiri "India Hicks" yang menawarkan berbagai perhiasan, busana santai, home & bedding  dan sebagainya. Ia juga terlibat dalam beberapa produk yang dikeluarkan oleh brand "Crabtree and Evelyn". Kini India menetap di kepulauan Bahama beserta pasangannya David Flint Wood dengan keempat anak dan seorang putra angkat mereka. Ketrampilan mendekor yang dimiliki oleh India dan David Flint sering dimintai oleh para sahabat mereka, di antaranya adalah Brooke Shields. 

Berikut ini berbagai gaya India Hicks : 





Brooke Shields & India Hicks
dalam sebuah Cocktail Party di New York



Photo kenangan
India Hicks (kedua dari kiri) sebagai pengiring pengantin
Prince Charles & Lady Diana Spencer tahun 1981




rosie soemardi
image is from coastalliving.com, mylusciouslife.com, zimbio.com, fashionmodeldirectory.com


Friday 23 May 2014

Tex Saverio & His Incredible Clothes


From his Midas collection




Tex Saverio. Compared to most of the Indonesian designers, he is regarded as a new comer. But his creations do not reflect amateur at all. Instead, they show very skillful hands behind them. Without doubt, this 30 year old man (born in 1984) is full of creativity. Soon after finishing his study in Bunka Fashion School and Phalie Studio in Jakarta, Tex did not wait long to put his name as a promising designer in Indonesia.  He also received "Inspiring People Award" by HP in 2011 and was stated as the most talented young fashion designer by Amica Indonesia Awards. His business grows quickly as well. The famous Lady Gaga is one of those who have worn his clothes. Sometimes his designs remind us of Alexander McQueen, John Galliano or Paco Rabanne. He also makes bridal gowns. But we can see that Tex likes futuristic a lot. His clothes speak that. It's like he wants to say that we are now in the millenium era and his clothes translate it so clear.

Here are some of his collections :


From his S/S 2014







From his F/W 2014









From The Revelation





From his Glacon






 From My Courtesan







image is the courtesy of Tex Saverio Jakarta
Rosie Soemardi


Saturday 21 December 2013

The Legend : Coco Chanel


Film "The Return"
hasil karya Karl Lagerfeld, sang desainer untuk rumah mode Chanel kini
Perhatikan sepatu dua warna khas Chanel seperti tampak dalam gambar ini, tetap stylish hingga kini






Coco Chanel dalam majalah Vogue, 1937


Terlahir sebagai Gabrielle Bonheur Chanel - yang di kemudian hari lebih dikenal sebagai Coco Chanel - pada tanggal 19 Agustus 1883 di Saumur, Perancis. Terlepas dari kontroversi mengenai kehidupan pribadinya, Chanel bukan hanya merupakan seorang fashion designer semata, namun juga adalah seorang innovator. Sejak ia mengeluarkan koleksi busananya yang sportif dimana wanita dapat bebas bergerak, dunia tak lagi berpakaian kaku dan kuno dengan korset dan busana panjang menyapu lantai, sebagaimana cara berpakaian sehari-hari para wanita sebelum perang dunia pertama di abad ke 20. 

Setelah ibunya wafat pada waktu Chanel masih berusia 12 tahun, Chanel kemudian dibawa oleh ayahnya ke Biara Sacred Heart of Mary di Aubazine untuk selanjutnya dibesarkan di sana oleh para biarawati. Biara tersebut memang memfokuskan diri untuk menolong kaum miskin dan terlantar, maupun anak-anak yatim piatu. Chanel kemudian diajari cara menjahit dan tinggal di lingkungan biara hingga berusia 18 tahun. Menjelang keluar dari lingkungan biara, ia mulai mengenal dunia hiburan dan sering tampil dalam cabaret. Dari sanalah ia kemudian berkenalan dengan orang-orang kuat dan berpengaruh yang selanjutnya membantunya dalam masa-masa awal perjalanan hidupnya menjadi Coco Chanel yang sangat sukses. Termasuk bantuan untuk memiliki rumah mode di Rue Cambon, Paris.  



 

Coco Chanel bukan saja merupakan legenda di Perancis, namun juga di dunia. Namanya tercantum sebagai satu-satunya fashion designer yang paling berpengaruh di abad ke 20 dalam majalah Time. Abad 20 memang merupakan abad pendobrak yang sangat penting dimana berbagai penemuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi ditemukan dalam jumlah yang sangat besar dan dalam waktu singkat mulai dari pesawat terbang, roket ke bulan, komputer, televisi, handphone, cara berbusana dan lain-lain.

Hingga kini busana hasil kreasinya tetap abadi. Busana yang telah dirancang olehnya pada awal abad ke 20 tersebut, anehnya memiliki desain yang masih dapat diterima dan dipakai untuk abad ke 21 ini dan juga tetap fashionable. Sehingga dapat dikatakan bahwa busana rancangan Coco Chanel tak mengenal zaman. Rok panjang sebetis menjadi ciri busananya, demikian pula perhiasan kalung mutiara a la Chanel maupun desain sepatu dua warnanya, yaitu sepatu berwarna putih atau cream namun berwarna hitam pada ujungnya. Selain itu anting maupun ikat pinggang dengan desain 2 huruf C yang berlawanan arah namun menyatu satu sama lain itu selalu diminati para pecinta mode dari dulu hingga saat ini. Adapun bros dalam bentuk bunga Camellia juga merupakan accessories yang sangat Chanel. Belum lagi tas pundak yang menyerupai quilt dan khas Chanel dengan kreasi rantainya. Kemudian jacket Chanel. Terlalu banyak untuk disebutkan satu persatu. Singkatnya, gaya berbusana di seluruh dunia ini mendapatkan inspirasinya dari Coco Chanel. 



 

 


Selain busana, Chanel juga mengeluarkan koleksi perhiasan dan perfume, dimana Chanel no 5 juga merupakan sebuah terobosan besar dalam dunia perfume. Sejak dikeluarkan ke masyarakat, Chanel no 5 telah menghasilkan keuntungan yang tak terhitung yang juga menjadikan Chanel sebagai salah satu orang terkaya di dunia. Perfume ini juga tersedia dalam ukuran 7 ml, sehingga ringan dan sangat menyenangkan untuk dibawa-bawa. Botol perfume yang berbentuk kotak juga merupakan inovasi yang brilliant, dimana mencerminkan kepraktisan, namun juga elegant. Di apartemennya di Ritz Hotel Paris kita dapat menyaksikan living style seorang Coco Chanel. Begitu banyak barang indah berseni tertata dengan apik, mencerminkan dirinya seorang yang elegant. Dan semasa hidupnya, Chanel juga menghendaki agar selalu ada bunga camellia berwarna putih menghiasi apartemen dan kantornya.   





Coco Chanel meninggal dalam usia 87 tahun pada tanggal 10 Januari 1971 di Paris. Adalah sesuatu yang sangat mengherankan bahwa seseorang yang dibesarkan dalam lingkungan biara dan hanya menyaksikan busana seragam para biarawati dalam keseharian mereka, dapat menjadi seorang fashion designer yang elegant dan bahkan merupakan innovator tingkat dunia di abad ke 20 yang mengajarkan bagaimana masyarakat seharusnya berpakaian dan kemudian menjadi panutan dunia. Mungkin ini yang disebut bahwa kreatifitas seseorang dapat datang dari mana saja. Lahir sebagai orang miskin, wafat sebagai salah satu orang terkaya di dunia. Ia pun pernah ditangkap karena dekat dengan Nazi, namun kemudian dibebaskan dari semua tuduhan. Kisah sukses Coco Chanel merupakan perpaduan dari kreatifitas yang dimilkinya, karakternya yang berpendirian kuat, adanya bantuan dari orang-orang yang sangat kuat dan berpengaruh kepada dirinya serta takdir hidupnya yang bernasib baik. 




:"The Return" karya Karl Lagerfeld




Karl Lagerfeld dan Daphne Guinness




Ines de la Fressange dalam iklan Chanel










source : berbagai sumber
image is the courtesy of Chanel, Voguepedia
rosie soemardi

Tuesday 5 November 2013

Jotaro Saito, A Kimono Designer with Many Talents







Kebudayaan Jepang yang tak lepas dari keindahan dan keunikan telah lama menarik perhatian dunia. Salah satunya adalah kimono yang merupakan busana tradisional Jepang. Busana kimono sangat indah dipandang mata. Jotaro Saito adalah salah satu desainer kimono di Jepang yang merupakan generasi ke tiga menekuni bidang ini. 

Ia mewarisi keahlian ini dari kakek dan ayahnya. Desain kimononya memadukan antara desain tradisional dan modern. Memulai usahanya di tahun 1997 saat berusia 27 tahun, kini nama Jotaro Saito dikenal sebagai desainer kimono terkemuka di Jepang. 

Tak hanya itu, selain sebagai desainer kimono ia juga mendesain berbagai produk furniture, perhiasan, lampu, dan sebagainya. Dengan begitu banyak keahliannya, tak salah menyebutnya sebagai seorang yang memiliki multi talenta.



Berikut ini beberapa desain kimono Jotaro Saito untuk Fall/Winter 2013-2014 :






image is the courtesy of Jutaro Saito & Clara Biondo (Getty Images Europe)
Rosie Soemardi