Translate

Monday 14 October 2013

Sisa-sisa Keindahan Villa Isola di Bandung


Do you want to travel to Bandung ?

Kota Bandung sebagai kota fashion selalu dipenuhi para wisatawan hingga menimbulkan kemacetan yang sangat luar biasa. Mereka senang mengunjungi factory outlets yang tersebar di seluruh kota Bandung. Namun jika anda sudah bosan akan hal itu, anda dapat meluangkan waktu mengunjungi beberapa Heritage Sites yang dimiliki kota ini.

Kota Bandung terkenal memiliki banyak bangunan dengan arsitektur art deco, misalnya Gedung Sate, Hotel Savoy Homann, Hotel Preanger, Gedung Konferensi Asia Afrika, bangunan-bangunan di sepanjang jalan Braga, dan lain-lain. Salah satunya adalah Villa Isola yang sangat terkenal di zamannya. 


Villa Isola kini dari arah belakang bangunan


              


Lokasi Villa Isola ada di dalam kampus Universitas Pendidikan Indonesia, di jalan Setiabudhi, arah menuju Lembang. Namun banyak pula yang sangat kecewa jika melihat kondisi bangunan ini sekarang, terlebih-lebih karena bangunan ini digunakan sebagai kantor Rektor UPI, bukan diperuntukkan bagi para wisatawan. Sehingga keindahan dan karisma bangunan itu menjadi pudar, karena hanya berfungsi sebagai kantor biasa. Namun di zamannya, Villa Isola adalah bangunan termewah, terindah dan termahal di Bandung, setelah Gedung Sate. Gedung Sate dimiliki oleh pemerintah Hindia Belanda, sedangkan Villa Isola pada saat itu adalah milik perorangan, tepatnya milik seorang konglomerat besar yang bergerak di bidang media. 




Gedung yang awalnya berlantai dua ini selesai dibangun pada tahun 1933 oleh CP Wolff Schoemaker, arsitek Hindia Belanda, untuk Dominique Willem Berretty, sang pemilik. Namun Berretty hanya menempatinya sesaat karena ia meninggal dalam kecelakaan pesawat terbang di luar negeri. Setelah itu, villa ini pernah menjadi bagian dari Hotel Savoy Homann, dan akhirnya setelah berdirinya negara Indonesia, bangunan ini hanya dijadikan sebagai bagian dari Universitas Pendidikan Indonesia. Bangunan ini kemudian ditingkatkan lagi hingga berlantai tiga.

Jika anda melihatnya sekarang, cukup sulit membayangkan bahwa bangunan ini pernah menjadi salah satu bangunan terindah dan termewah di Bandung. Taman dan kolam di sekelilingnya yang pada zamannya luar biasa indah, kini hanya biasa-biasa saja. Patung di area kolam tak tampak lagi wujudnya. Dan dimanakah bunga-bunga yang dahulunya memenuhi taman ? Padahal dahulu keindahan Villa Isola bagai di dalam dongeng. Atau jika anda mengingat keindahan taman di cerita “Alice in Wonderland”, maka seperti itulah dahulu keindahan taman di Villa Isola. Kini kita masih dapat pula menyaksikan bangunan lain yang terpisah jauh dari villa ini  seperti garasi, kamar untuk sopir, dan sebagainya, walau kini tampak suram. Secara keseluruhan, diperlukan restorasi besar-besaran untuk mengembalikan keindahan dan kejayaan Villa Isola ini ke wujudnya yang semula. Dan seharusnya bangunan ini diperuntukkan bagi para wisatawan, karena memiliki nilai historis yang tinggi.

Villa Isola dahulu
tampak belakang



Villa Isola dahulu
tampak depan



Bahkan tak ada fasilitas yang disediakan untuk para wisatawan yang sering datang ke Villa Isola. Tak ada toko souvenir, tourist information, apalagi café. Mereka hanya dapat datang menyaksikan gedung ini, memotretnya dari bawah dan pergi.

Itulah Villa isola, bangunan yang dahulunya merupakan primadona di kota Bandung.


image is the courtesy of Rosie Soemardi & Wikipedia 
Rosie Soemardi 


           

Sunday 13 October 2013

The Equestrian Style - Men




Limited Edition, short sleeve Polo shirt. 100 % cotton
IDR 599,000


Limited Edition, Polo shirt with Zip. 100 % cotton
IDR 999,000


Limited Edition short sleeve Polo shirt



Limited Edition, short sleeve Polo shirt. 95 % cotton, 5 % elastane
IDR 599,000


Limited Edition, T'Shirt with crest detail.
100 % cotton
IDR 449,000


Limited Edition, Slim fit structured fabric shirt. 100 % cotton
IDR 999,000



Limited Edition, cashmere V-Neck sweater. 100 % cashmere
IDR 2,190,000


Limited Edition, Twill trousers
97 % cotton, 3 % elastane
IDR 1,290,000


Limited Edition, Trousers with crest. 98 % cotton, 2 % elastane
IDR 1,290,000



Limited Edition, Cashmere scarf
100 % Cashmere
IDR 1,890,000



Shield Riding Boot
outer : 100 % cow leather
lining : 100 % cow leather
inner : 80 % cow leather, 20 % rubber
IDR 3,590,000


Limited Edition
Equestrian sports shoes
IDR 1,290,000


Gucci Men's 1921 collection riding boot
wth Gucci crest detail
cherry color hand-shaded leather, leather sole
$ 1235



all from Massimo Dutti, except the last one from Gucci
Rosie Soemardi

Sapto Djojokartiko, the Talented Designer



                                          



Another Indonesian designer with a big talent. 

Sapto Djojokartiko, an alumni of ESMOD Jakarta, is one of the Indonesian designers who is now under a spotlight. Since 2007, the Sapto Djojokartiko brand has created so many beautiful designs to show off to the world. In 2011 he received an Elle Style Award (Indonesia) as the Fashion Designer of the Year. He also received an award from ESMOD, his alma mater, as the Best Pattern Maker. His designs shows simplicity, elegance and luxury, playing with tulle, lace, satin, embroideries. Click here to get more details.

Some of his collections :  


Couture Fall 2013 - 2014













Some from his Bride & Evening Collection 2012 - 2013 :






                                                             

image is the courtesy of Sapto-Djojokartiko

Rosie Soemardi

Saturday 12 October 2013

Sisa-sisa Kebesaran Kerajaan Majapahit di Mojokerto






   
Jika anda sering memilih Bali, Singapore maupun kota-kota lain di dunia sebagai tujuan wisata, bagaimana jika kali ini anda menuju Jawa Timur dan memilih Trowulan di Mojokerto ? Sebagai seorang traveler sejati sudah pasti anda harus mengunjunginya. Tempat yang pernah menjadi lokasi berdirinya kerajaan Majapahit, salah satu kerajaan yang memiliki peradaban yang sangat tinggi di dunia pada akhir abad ke 13 hingga abad ke 15 Masehi. Mojokerto adalah tempat yang mengandung nilai sejarah yang sangat dalam bagi bangsa Indonesia dan juga merupakan salah satu situs arkeologi terpenting di dunia. Mojokerto dan Trowulan terletak sekitar 50 km dari kota Surabaya, atau sekitar 60 menit perjalanan dengan mengendarai mobil.  



pendopo13.jpg
Tonggak batu di Pendopo Agung



Pada zaman dahulu Trowulan adalah ibukota kerajaan Majapahit, sebuah kerajaan yang luar biasa kuat, kaya raya dan juga sangat luas kekuasaannya di dunia. Armada Majapahit sangat kuat dan disegani. Kekuasaan Majapahit bukan saja hanya meliputi pulau-pulau yang ada di seluruh Indonesia sekarang, namun bahkan termasuk juga seluruh pulau Kalimantan (termasuk Brunei, Serawak dan Sabah di zaman sekarang), Singapore, Malaysia, Thailand Selatan dan Filipina Selatan. Melalui Mahapatih Gajah Mada, semua wilayah tersebut dipersatukan di bawah kekuasaan kerajaan Majapahit. Kerajaan Majapahit yang sangat hebat dan disegani itu mulai goncang dan lama kelamaan akhirnya runtuh justru bukan karena mendapat serangan musuh dari luar Majapahit yang dahsyat, melainkan justru akibat adanya perang saudara di dalam keluarga kerajaan sendiri, dimulai setelah wafatnya Raja Hayam Wuruk dan Mahapatih Gajah Mada. 

Setelah berdiri negara Indonesia, Trowulan sekarang hanyalah sebuah kecamatan yang terletak di kabupaten Mojokerto di Jawa Timur. Walau sarat akan sejarah kebesaran masa lampau, Mojokerto di zaman modern tidak seperti Bali atau Bandung yang selalu dipadati wisatawan. Sehingga tak banyak hotel berbintang di Mojokerto, kecuali jika anda menginap di Surabaya. 

Peradaban Majapahit sangat tinggi. Teknologi untuk pembangunan kanal-kanal airnya juga sangat hebat, bahkan untuk ukuran masa kini. Karena sangat kaya raya, setelah keluarga kerajaan menjamu tamu dari negeri asing, peralatan makan yang semuanya terbuat dari emas dilemparkan ke Kolam Segaran untuk menunjukkan betapa sangat kaya rayanya Majapahit.  Kebesaran dan kejayaan kerajaan Majapahit tak terbantahkan di dunia. Melihat sisa-sisa reruntuhannya membuat rasa sedih mendalam di hati. Sebuah kerajaan yang dahulu begitu sangat dahsyat dan disegani di dunia dapat runtuh hanya karena perang saudara. 

Jika anda hendak mendatangi situs-situs Majapahit ini, anda dapat memperoleh informasi di : 


tikus-temple5.jpg
Candi Tikus, tempat pemandian keluarga kerajaan di zaman Majapahit



kedaton_temple_04.jpg
Batu bata peninggalan Majapahit di Kedaton Temple



kedaton_temple_07.jpg
Reruntuhan  Kedaton Temple




Wringinlawang Temple - The Gate Way To Mojopahit Kingdom
Wringin Lawang
Gerbang untuk memasuki kerajaan Majapahit




image is the courtesy of  :

Rosie Soemardi




Thursday 10 October 2013

The Very Famous NiLuh Djelantik Shoes





Anda sangat menggemari sepatu Manolo Blahnik, Giuseppe Zanotti, Stuart Weitzman atau Christian Louboutin ? Namun apakah anda sudah memiliki sepatu NiLuh Djelantik ? Desainnya sangat fashionable dan nyaman dipakai. Terbukti sepatu buatan asli Bali ini sangat digemari di seluruh dunia, bahkan pelanggannya adalah para celebrities dunia.


Noemi 15 mm ballet woven suede




Oxford 138 mm skinny heel and Agnes 138 mm ankle boot in metallic leopard



Gisele Bundchen wore Daria 10 mm flats in bronze
(the other fashion items are not from NiLuh Djelantik)



Brigitte 15 mm ballet flats printed canvas in salmon / olive




Kate 15 mm ballet in leather with woven print effect
in pastel Aqua and Baby Pink color





Evita without strap 80 mm wedges







Gita 138 mm skinny heel in ivory & silver woven





Ni Luh Djelantik adalah seorang wanita Bali yang mempunyai cita-cita besar. Awal mula terjun ke dunia fashion adalah ketika ia menjadi Marketing Director untuk perusahaan fashion milik Paul Ropp, seorang pengusaha fashion dari Amerika Serikat yang membuka usaha di Bali. Setelah keluar dari perusahaan itu, ia membuka usaha sepatu bernama Nilou yang merupakan lafal orang Barat untuk panggilan namanya "Ni Luh". Koleksi pertama Nilou ini ternyata langsung meraih kesuksesan besar di Perancis hingga ia mendapat pesanan 4000 pasang sepatu. Ia juga mendapat kontrak dari jaringan ritel Topshop yang berpusat di Inggris. Produk sepatu Nilou makin terkenal seantero dunia dan ia membuatkan sepatu untuk para desainer seperti Nicola Finetti, Tristan Blair, dan sebagainya. Beberapa celebrities dunia yang memakai sepatu Nilou antara lain Uma Thurman, Gisele Bundchen dan Tara Reid. Sepatu Nilou yang asli buatan Bali ini pada saat itu telah dipajang di ratusan etalase seluruh dunia di 20 negara. Ciri sepatu buatannya adalah memakai bahan kulit asli dan dikombinasikan dengan canvas, karung goni, kuningan, manik-manik, maupun kayu.  


Agra 35 mm, wedges pony skin with leopard print


Selina 45 mm wedges in sunny yellow


                                          



Luca 35 mm wedges in purple leather with
snake print effect



Fabiana 35 mm wedges with brass stud in red



Pada tahun 2007 terjadi peristiwa yang tak menyenangkan bagi usaha sepatu Nilou miliknya. Nama Nilou yang terlanjur mendunia kemudian dipatenkan oleh pihak lain ketika Ni Luh tetap menolak diajak bekerjasama untuk memindahkan pabrik sepatunya ke China dan membuat produk secara masal di sana. Ia menolak pabriknya dipindahkan ke China, karena tak mau menutup mata pencaharian para pekerjanya di Bali. Dan bagaimanapun dari awalnya saja, brand Nilou dibuat  di Bali, Indonesia, bukan di negara lain. Setelah brand Nilou dipatenkan oleh pihak lain, Ni Luh tak lagi menggunakan nama itu untuk produk sepatunya, namun menggunakan brand baru yang segera dipatenkan olehnya yaitu "NiLuh Djelantik" - nama lengkapnya - sejak 2008. Nama boleh berbeda, namun kreativitas tak pernah berhenti mengalir. Karena pencipta sejati sepatu Nilou - brand yang kini tak dipakainya lagi - sesungguhya memang adalah seorang wanita bernama Ni Luh Djelantik yang bermukim di Bali. 






source : indonesiaproud
image is the courtesy of NiLuh Djelantik
Rosie Soemardi